Makalah
Pengembangan dan Implementasi
“PENDETEKSI
DAN PENGAMAN KEBOCORAN GAS LPG ( BUTANA )BERBASIS MIKROKONTROLLER MELALUI SMS
SEBAGAI MEDIA INFORMASI”
DOSEN PENGAMPU:
Endang Kurniawan
S.Kom., M.M., M.kom
https://endangkurniawan.com
FAKULTAS
SAINTEK
PRODI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih Saya ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah mempermudah
dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Tanpa
bantuan dari Tuhan, Saya bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, setra teman-teman yang
sudah membantu .
Banyak hal yang
akan disampaikan kepada pembaca mengenai “PENDETEKSI DAN PENGAMAN KEBOCORAN
GAS LPG ( BUTANA )BERBASIS MIKROKONTROLLER MELALUI SMS SEBAGAI MEDIA INFORMASI”. Dalam hal ini,
Saya ingin membahas tentang alat pendeteksi kebocoran gas ,yang sering di pakai
masyarakat di sekitar dalam kehidupan sehari hari,informasi akan terlihat di hp
yang berupa sms.
Dengan adanya alat ini bertujuan agar ketika terjadi kebocoran gas,agar
segera di infokan biar tidak terjadi kebakaran .Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca hasil karya ilmiah Saya.
Jombang,05,06,2019
Daftar
isi
Abstrak
LPG
merupakan salah satu program konversi pemerintah yang
menjadi barang kebutuhan rumah tangga modern
saat ini. Walau demikian, kewaspadaan saat menggunakan LPG tetap tidak boleh dilupakan. Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas. Dimana banyak terjadi ledakan atau kebakaran yang
mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka. Penyebab meledaknya tabung gas LPG
itu karena kebocoran pada selang atau pada regulatornya yang tidak terpasang
dengan baik.
Dari pengembangan dan penyempurnaan
Pada Proyek Akhir kakak senior lulusan PENS –ITS tahun 2009 lalu dibuat miniatur
lemari tabung gas LPG dan alat yang
mampu mendeteksi dan mengamankan kebocoran gas LPG menggunakan sensor gas LPG.
Sehingga saat sensor mendeteksi gas LPG
maka sistem mengaktifkan buzzer dan
lampu indikator serta menutup solenoid
valve guna menghentikan aliran gas LPG
yang bocor. Selain itu, alat ini juga dilengkapi display LCD untuk memberi informasi kebocoran gas LPG atau sebagai pantauan agar dapat
selalu diamati oleh pengguna. Selain itu, sebagai pengembangan sistem ini juga
dihubungkan dengan handphone, untuk
memberi informasi bahwa kondisi gas telah berbahaya kepada pihak terkait.
Hasilnya adalah alat ini mampu
mengirim informasi berupa SMS ke pihak terkait, menutupnya solenoid valve pada
katup mulut tabung gas LPG,
berputarnya kipas dan berbunyinya buzzer
ketika ruang lemari terakumulasi gas LPG yang
berbahaya dan mematikannya jika kondisi lemari sudah tidak aman oleh gas.
Demikian alat ini dapat membuat
pencegahan dan penanganan dini pada keamanan ruang dapur terhadap tabung gas LPG.
Kata kunci : sensor gas LPG, solenoid
valve, LCD, buzzer, lampu indikator dan
SMS .
PENDAHULUAN
LPG sudah tidak lagi menjadi barang
mewah. Dan telah menjadi barang kebutuhan rumah tangga modern. Walau
demikian, kewaspadaan saat menggunakan LPG tetap tidak boleh
dilupakan. Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas.
Gas LPG apabila tidak berbau, pasti
akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari hal
itu Perusahaan Tambang Minyak Indonesia (PERTAMINA) menambahkan zat pembau (mercaptane), yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Dengan
tersedia zat mercaptane
dapat menghindari ledakan gas LPG, yaitu dengan cara pendeteksian bau gas dan
penanganan awal agar gas yang terakumulasi di ruangan bisa keluar.
diperlukan mikrokontroler sebagai
pengontrol. Sistem dirancang menggunakan sensor gas LPG yang
berfungsi mendeteksi kebocoran gas pada peralatan kompor gas. Selain itu sistem
yang dirancang dilengkapi LCD (Liquid
Crystal Display) sebagai informasi
yang akan menampilkan tampilan bahwa
“ada kebocoran gas, jangan menyalakan api, jangan menyalakan saklar , segera
buka pintu dan jendela” pada LCD. Lalu sensor gas diteruskan oleh
mikrokontroller untuk memberi perintah solenoid valve agar segera menutup katup
pada mulut tabung, menghidupkan kipas penghisap (exhaust fan) yang
dihubungkan dengan pipa
pembuangan yang berfungsi mengeluarkan gas ke ruang terbuka.
Dan
memberi tanda bahaya dengan mengaktifkan bel (buzzer) dan lampu indikator dimana
seluruh sistem diatur oleh mikrokontroler Atmega 8535.
Selain itu, sistem ini juga
dihubungkan dengan handphone, untuk memberi informasi bahwa kondisi gas telah
berbahaya kepada pihak terkait. Hasilnya adalah alat ini mampu mengirim
informasi berupa SMS ke pihak terkait, menutupnya solenoid valve pada katup
mulut tabung gas, berputarnya kipas dan berbunyinya buzzer ketika ruang dapur
terakumulasi
gas yang berbahaya dan mematikannya jika kondisi ruang dapur sudah tidak aman
oleh gas. Demikian alat ini dapat membuat pencegahan dan penanganan dini pada
keamanan ruang dapur terhadap tabung gas LPG.
1.1. Tujuan
Pada Proyek Akhir ini bertujuan dalam rangka mengurangi
tingkat ledakan dan kebakaran akibat dari kebocoran pada tabung LPG yaitu
dengan Merancang alat yang dapat mendeteksi dan mengamankan kebocoran gas LPG
pada saluran setelah regulator dan selang ke kompor gas dengan fasilitas SMS
untuk memberi informasi kepada pihak terkait sebagai pengamanan dini bila pihak
terkait berada diluar jangkauan.
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan dan pembuatan system pendeteksi gas LPG ini adalah :
1.
Pendeteksian
dan Pengamanan kebocoran gas dalam satu ruangan untuk dua jenis tabung gas
yaitu tabung gas 3 kg dan 12 kg.
2.
Penempatan
tabung gas, regulator dan selang di dalam lemari yang telah dipasang dengan
baik . Sehingga sensor gas yang dipasang didalamnya dapat mendeteksi dengan
baik dan tepat.
3.
Pendeteksian
kebocoran gas hanya pada regulator dan selang ke kompor gas. Dan untuk
pengamanannya hanya dapat mengamankan antara selang setelah regulator dan
selang sebelum ke kompor gas supaya tidak menyala.
4.
Menggunakan
kompor gas LPG 4 tungku ,regulator dan selang kompor gas berstandart SNI.
5.
Modem GSM
yang digunakan untuk koneksi dengan mikrokontroller sebagai media pengiriman ke
handphone
2.DASAR TEORI
2.1.Gas LPG
LPG (Liquefied
Petroleum Gas) adalah gas hidrokarbon yang dicairkan dengan tekanan untuk
memudahkan penyimpanan, pengangkutan, dan penanganannya yang pada dasarnya
terdiri atas propana (C3H8), butana (C4H10), atau campuran keduanya. LPG
digunakan sebagai pengganti freon, aerosol, bahan pendingin (refrigerant/cooling agent), kosmetika, dan bahan bakar.
Secara
umum LPG bersifat :
2.2. Gas Golongan Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu
deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana4 atau
parafin. Suku perfama sampai dengan 10 senyawa alkana dapat anda peroleh dengan
mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1. Unsur-unsur
kimia golongan alkana
Berikut ini akan dibahas tentang gas
propana dan butana yang termasuk dalam golongan alkana
Propana5
adalah senyawa alkana tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan
normal, tapi dapat dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam
kontainer yang tidak mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain
pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan sebagai
bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
Dijual
sebagai bahan bakar, propana dikenal juga sebagai LPG (liquified petroleum gas - gas petroleum cair) yang dapat berupa
campuran dengan sejumlah kecil propena, butana, dan butena. Kadang ditambahkan
juga etanetiol sebagai bahan pemberi bau agar dapat digunakan sebagai deteksi
jika terjadi kebocoran. Di Amerika Utara, komposisi utama LPG adalah propana
(paling tidak 90%), dengan tambahan butana dan propena. Ini adalah standar HD5,
yang awalnya dibuat terutama untuk bahan bakar kendaraan.
2.
Gas Butana
Butana6, juga disebut n-butana,
adalah alkana rantai lurus dengan empat atom karbon CH3CH2CH2CH3. Butana juga
digunakan sebagai istilah kolektif untuk n-butana dan satu-satunya isomernya,
isobutana (disebut juga metilpropana), CH(CH3)3. Butana sangat mudah terbakar,
tidak berwarna, dan merupakan gas yang mudah dicairkan. Nama butana diturunkan dari
nama asam butirat.
2.3. SMS Gateway
Gambar
2.10. Sms Gateway
SMS Gateway adalah jenis sms dua arah. Menariknya bahwa
semua tarif yang diberlakukan adalah tarif sms normal sesuai dengan apa yang
diberlakukan oleh operator. Karena sifatnya yang dua arah, maka jenis sms ini
sangat cocok digunakan sebagai SMS Center sebuah organisasi
atau
perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas komunikasi antara anggota
komunitas organisasi atau pegawai di dalam perusahaan.
Selain itu, dengan adanya SMS Gateway, Anda dapat mengatur
pesan-pesan yang ingin dikirim. Dengan menggunakan program tambahan yang dapat
dibuat sendiri, pengiriman pesan dapat lebih fleksibel dalam mengirim berita
karena biasanya pesan yang ingin dikirim berbeda-beda untuk masing-masing
penerimanya (kustomisasi pesan).
Selain contoh diatas, Sistem
aplikasi SMS Gateway ini memungkinkan Anda untuk :
1. Meminta informasi
dari hp (handphone) ke sistem database.
2.
Memberikan
informasi dari hp (handphone) ke sistem database.
3.
Memberikan
informasi secara rutin (terjadwal) dari sistem database ke nomor hp individual
tertentu atau ke hp grup tertentu. Misalnya : total penderita demam berdarah
setiap minggu, jumlah kelahiran setiap bulan, persediaan darah di wilayah
tertentu, dan lain-lain.
4.
Memberikan
peringatan dini (alarm/alert) via sms ke hp personil akan sesuatu status yang
bisa diketahui dari informasi yang terdapat dalam database, misalnya :
informasi tinggi gelombang untuk nelayan, informasi badai kepada masyarakat,
dan lain-lain.
5.
Melakukan
distribusi informasi singkat kepada grup hp tertentu.
6.
Mengirim
email dari sms.
3.PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT
Diagram
blok system ditunjukkan pada Gambar 2 berikut :
tegangan. Tegangan tersebut masuk ke rangkaian signal
conditioning ADC (Analog Digital
Converter) kemudian diteruskan ke mikrokontroller untuk
diproses. Setelah mendapat masukan dari sensor tersebut maka mikrokontroller
akan memberi perintah pada solenoid valve, buzzer, lampu indikator , tampilan
LCD, dan exhaust fan. Dan dengan menambahkan modem GSM maka ketika ada gangguan
pada tabung gas system akan mengirimkan melalui sms sebagai media informasi
kepada user.
.
3.1. RANGKAIAN SENSOR GAS
Sensor gas yang digunakan adalah
sensor gas yang digunakan khusus untuk mendeteksi gas LPG ( Propana dan Butana
). Sensor gas LPG ini berjenis TGS 2610 D00 # 13 yang memiliki ukuran kecil dan
merupakan sensor gas jenis semikonduktor dimana memiliki sensitifitas yang
tinggi dengan konsumsi daya rendah dan tahan lama. Karena ukurannya yang kecil,
sensor tersebut butuh arus pemanas sebesar 56 mA. Dan memiliki kecepatan respon
yang sangat cepat sehingga cocok untuk pendeteksi kebocoran gas.
Gambar 3.2 Gambar rangkaian sensor gas TGS 2610 D00 #13
Rangkaian dasar untuk aplikasi
seperti Gambar 1. Sensor membutuhkan dua tegangan input yaitu tegangan pemanas
(VH) sebesar 5 Volt DC dan tegangan rangkaian (VC) yang juga sebesar 5 Volt DC.
Tegangan pemanas (VH)
digunakan untuk mengintegrasi agar mempertahankan elemen
sensor pada suhu tertentu.
3.2. Rangkaian Driver Solenoid Valve , Buzzer dan Fan DC
Solenoid valve yang digunakan adalah berjenis Normally close
dengan ukuran outlet dan inlet 1/4 membutuhkan tegangan input sebesar 24
Volt DC, dan mempunyai batas tekanan sampai 10 Bar.
Pada tabung gas ukuran 3kg dan 12kg,
tekanan maksimum di dalamnya mencapai 7 Bar, sehingga Solenoid valve dengan
range sampai 10 Bar akan sangat baik digunakan karena melebihi dari batas
tekanan di dalam tabung gas LPG. Pemilihan solenoid valve yang berjenis
Normally Close adalah supaya pada saat terjadi kerusakan pada salah satu
komponen atau terjadi putusnya sumber arus, maka solenoid valve akan kembali ke
keadaan semula yaitu close, sehingga gas LPG yang melewati solenoid valve tidak
akan dilewatkan dan tak ada yang keluar.
Buzzer dan Fan DC yang digunakan
pada alat ini membutuhkan tegangan 12 Volt DC. Bila diberi tegangan maksimum,
suara buzzer ini akan terdengar sejauh lebih dari 20 meter dan Fan DC yang
mengontrol Exhaust agar gas yang terdapat dalam lemari tabung gas dapat
terbuang keluar. Rangkaian driver untuk solenoid valve maupun buzzer dan Fan DC
yang digunakan adalah sama.
Gambar
3.3. Rangkaian
driver solenoid valve,
buzzer
dan fan
Di dalamnya terdapat optocoupler MOC
berjenis TLP521 yang menswitch basis
transistor BD 139 sehingga dapat mengaktifkan kumparan relay, yang mana relay
tersebut mempunya rating tegangan sampai 24 Volt DC. Kontak-kontak relay pada
driver ini disetting Normally Open untuk beban solenoid valve dan disetting
Normally Close untuk beban buzzer dan Fan DC. Perlu diketahui karena arus yang
melewati suatu piranti elektronika yang terdapat kumparan maka tidak lepas dari
arus balik, begitu pula pada solenoid valve yang didalamnya terdapat kumparan.
Oleh karena itu harus dipasang dioda secara parallel dengan solenoid valve
tersebut sebagai pengaman untuk menghindari arus balik tersebut. Efek dari
adanya arus balik pada solenoid valve tersebut bisa mengganggu program dalam
mikrokontroler yang
dapat
kita ketahui dengan kacaunya tampilan dari layar LCD.
3.2. Modem GSM
Dalam proyek akhir ini penulis menggunakan MODEM GSM sebagai
media
pengiriman sms. Dengan mengkoneksikan MODEM GSM ini dengan hyperterminal kita
bisa mengatur setting serial port sesuai dengan hardware yang akan kita
gunakan. Seperti seting baud rate, stop bit, parity, data bit, dan flow
control. Berikut ini adalah gambar dari Modem GSM Wavecom tipe M1360B.
Gambar 3.4. Modem GSM Wavecom tipe M1360B
Untuk melakukan komunikasi dengan modem GSM serial, kita
menggunakan
AT+Command. AT+Command adalah kumpulan perintah yang diawali dengan AT untuk
berkomunikasi dengan modem.
Berikut ini adalah beberapa perintah-perintah contoh
AT+Command yang bisa diguunakan untuk menggunakan
MODEM
GSM tipe M1360B.
|
||||
1.
|
AT
|
:M1360B
|
akan
|
|
membalas “OK” ketika modem telah
|
||||
tersambung
dengan PC.
|
||||
2.
|
AT+CMGI :
|
M1360B
|
akan
|
|
membalas
“WAVECOM MODEM”
|
||||
ketika
|
koneksi
|
kabel
|
serial
|
|
terhubung
|
3.
AT+CSQ :
untuk memverifikasi kuat sinyal yang diterima modem
4.
ATD<nomer
hp>: untuk memeriksa
panggilan
suara
5. ATH : untuk
menghentikan panggilan.
4.PENGUJIAN SISTEM
4.1.Pengujian Sensor Gas
Pada pengujian sensor, pengambilan
data dilakukan dengan cara :
Menyemprotkan gas dari sebuah korek
api gas pada jarak 2 cm dengan lama waktu penyemprotan yang telah ditentukan.
Penggunaan korek api ( dilakukan karena cairan yang terdapat dalam korek api
adalah terdapat kandungannya dengan isi dari tabung gas LPG yaitu cairan
Butana. Namun sebelumnya pada rangkaian sensor harus diberikan tegangan sebesar
5 Volt sebagai Vcc dan tegangan heater pada sensor gas. Berikut ini adalah
gambar riil dan table 4.1. yang merupakan hasil pengujian :
Tabel
data percobaan sensor gas LPG :
Tabel
4.1 Data percobaan sensor gas
LPG
|
||
Tegangan
|
Lama
|
Tegangan
|
Input (Volt)
|
Penyemprotan
|
Output
|
(sekon)
|
(Volt)
|
|
4,85
|
2
|
0,26
|
4,85
|
4
|
1,82
|
4,85
|
6
|
2,44
|
4,85
|
8
|
2,68
|
4,85
|
10
|
3,03
|
4,85
|
12
|
3,24
|
4,85
|
14
|
3,56
|
4,85
|
16
|
3,91
|
4,85
|
18
|
4,27
|
4,85
|
20
|
4,55
|
Hasil dari sensor gas LPG sesuai
dengan harapan. Hasil rangkaian sensor tegangan pada Gambar 4.1 dan 4.2
memiliki kelinieran yang sangat baik. Hasil dari sensor tegangan ini berupa
tegangan DC dan sudah disearahkan untuk dapat
digunakan sebagai input dari ADC mikrikontroler.
4.2. Pengujian Driver Solenoid
Valve , Buzzer dan Fan DC
Pengujian rangkaian driver solenoid valve, buzzer, dan fan
dilakukan dengan cara memberikan
tegangan pada IC 4N25 di pin 1 sebagai penyulutan dan pada
pin 4 sebagai Vcc , masing-masing sebesar 5 Volt DC. Kemudian juga memberikan
tegangan 12 Volt DC pada relay, serta tegangan 24 Volt DC sebagai sumber beban
solenoid valve dan tegangan 12 Volt DC sebagai buzzer dan fan. Hasil pengujian
rangkaian driver ini terdapat dalam Tabel 4.4. Tabel hasil pengujian rangkaian
driver solenoid valve, buzzer dan fan.
Tabel
4.4 Data pengujian driver solenoid
valve,
buzzer dan fan
Tegangan
|
Beban
|
Keadaan
|
Tegangan
|
Input
|
Beban
|
Output
|
|
(Volt)
|
(Volt)
|
||
0
|
Solenoid
|
0
|
0
|
Valve
|
|||
4,85
|
Solenoid
|
1
|
22,61
|
Valve
|
|||
0
|
Buzzer
|
0
|
0
|
4,85
|
Buzzer
|
1
|
11,94
|
0
|
Fan
|
0
|
0
|
4,85
|
Fan
|
1
|
11,70
|
Pada saat ada sinya input dari
mikrokontroller berupa tegangan 5 volt, maka solenid valve, buzzer dan fan
bernilai logika 1 atau ON. Sedangkan saat tidak ada sinyal masukan dari
mikrokontroller atau tegangan 0 volt, maka solenoid valve, buzzer dan fan
bernilai logika 0 atau OFF.
4.3.Pengujian system secara
keseluruhan
Yang harus dilakukan pertama kali
dalam pengujian secara keseluruhan ini adalah memastikan bahwa seluruh komponen
output tersambung dengan baik, mengingat banyaknya jumlah output dari system
ini.
Sebagai deskripsi awal, pada alat
ini memakai 1 buah sensor yang akan bekerja jika mendeteksi adanya gas yang
nilai tegangan keluarannya adalah melebihi 2 Volt.
Pemasangan sensor gas LPG diletakkan
pada dinding dalam lemari tabung gas LPG 3kg ata 12kg, yang apabila mendeteksi
adanya gas LPG akan langsung mengaktifkan Solenoid valve pertama. Penempatan
solenoid valve yang pertama tersebut dipasang diantara regulator dan selang.
Selain solenoid valve yang aktif, ada juga buzzer dan indicator lamp yang ON,
Fan akan bekerja menghisap gas didalam lemari untuk dibuang keluar. Serta pada
layar LCD akan tampil tanda indikator kebocoran.
Berikut ini adalah table hasil
pengujian system secara keseluruhan :
Tabel 4.3 Tabel
hasil pengujian kebocoran antara regulator
dan selang.
No.
|
Tegangan
|
Waktu yang
|
Waktu yang
|
Output
|
dibutuhkan
|
dibutuhkan
|
|
Sensor
|
valve
|
fan berhenti
|
|
(Volt)
|
membuka
|
(sekon)
|
|
(sekon)
|
|||
1.
|
3,75
|
1 menit 50
|
1 menit 50
|
2.
|
3,42
|
1 menit 41
|
1 menit 41
|
3.
|
2,18
|
1 menit 32
|
1 menit 32
|
4.
|
3,03
|
1 menit 15
|
1 menit 15
|
5.
|
2,86
|
1 menit 03
|
1 menit 03
|
6.
|
2,55
|
58,2
|
58,2
|
7.
|
2,27
|
41,0
|
41,0
|
8.
|
2,10
|
23,2
|
23,2
|
9.
|
1,87
|
17,4
|
17,4
|
10.
|
1,56
|
11,3
|
11,3
|
Hasil pengujian yang ditunjukkan
pada Tabel 4.3 merupakan hasil pengujian kebocoran pada sambungan setelah
regulator dan selang, ke kompor untuk kebocoran pada area ini disimulasikan
dengan cara melubangi dengan jarum di area ujung selang yang disambungkan
dengan regulator sehingga menyebabkan sobek pada selang dan terjadi kebocoran
gas LPG. Hasil pengujian menunjukkan waktu yang dibutuhkan valve untuk menmbuka
dan fan untuk berhenti adalah lambat dikarenakan tegangan output yang dikeluarkan
sensor gas LPG semakin besar maka kerja dari solenoid valve dan fan jg semakin
lama. Dalam pengujian ini memang sengaja tidak dilakukan pengujian konsentrasi
gas dikarenakan sampai sekarang alat ukur di Indonesia cuman ada 1 yaitu di PT.
PERTAMINA Pusat Jakarta.
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Pada proyek akhir ini kemampuan sensor gas LPG , solenoid
valve dan Fan sangat diutamakan. Setelah dilakukan perancangan alat dan
pengujian sistem maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa :
1.
Dalam
pendeteksian kebocoran gas, ada titik kebocoran yang menjadi prioritas,
sehingga semakin besar tegangan output sensor gas yang bocor itu keluar maka
semakin cepat waktu yang diperlukan valve untuk menutup dan fan meghisap gas
keluar. Serta semakin cepat sms terkirim.
2.
Kemampuan
sensor untuk mendeteksi kebocoran gas LPG dipengaruhi waktu dan volume ruangan
antara sensor dengan titik kebocoran.
3.
Untuk
kemudahan pengguna alat ini juga dilengkapi buzzer,
lampu indicator, dan
tampilan
LCD sebagai indikator peringatan ke pihak terkait.
5.2.Saran
Dengan
memperhatikan beberapa kekurangan dari proyek akhir ini secara keseluruhan
diberikan saran supaya proyek akhir ini dapat dikembangkan sehingga menjadi
lebih sempurna. Adapun saran tersebut antara lain:
1.
Untuk pengembangan
lebih lanjut pada
alat
ini, sebaiknya lebih dapat dikembangkan lagi sebuah alat pengaman tambahan
apabila terjadi percikan api yang tidak sengaja supaya segera diamankan.
Seperti air atau fire hydrant.
2.
Jika ingin
diproduksi masal, kalau bisa biaya produksi satu buah produk alat pendeteksi
kebocoran gas ini bisa diminimalkan lagi agar harga jual bisa terjangkau oleh
masyarakat, khususnya pada ekonomi yang lemah. Seperti sensor gas LPG ,solenoid
valve dan komponen-komponen yang tidak diperlukan agar bisa diminimalisirkan.
3.
Dan dengan
adanya media SMS yang digunakan pada tugas akhir ini supaya
dapat
dikembangkan lagi dengan pengontrolan sms melalu 2 arah yaitu kita dapat
mengontrol suatu sistem lewat handphone melalui media SMS juga.
DAFTAR PUSTAKA
1) Winoto, Ardi, (2008).
Mikrokontroler
AVR ATmega8/16/32/8535 dan
Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR, 12: p. 157-
166.
2) Buku TA tahun 2009, judul “pendeteksi dan
penanggulangan kebocoran gas
LPG berbasis Mikrokontroller”.
3)
Seputar
Kampus STIKOM Surabaya, [Online], Available :
4)
Aptogaz
Indonesia, [Online], Available :
6) Harara, Era, sistem
pendeteksi kebocoran dan pengamanan
dini pada kompor Liquid Petrolium Gas (LPG) berbasis FPGA, STIKOM-Surabaya, 2007